Langsung ke konten utama

gelisah

Malam itu aku gelisah melihat langit berganti bulan, aku merasa ada seorang berada di sisi halus dengan mengajakku duka atas kehilangan diriku, namun ketika diriku sudah ku temukan ia hadir meratapi cinta dengan hati yang tulus. Cinta memamng membuatku gila sampai hilangnya akal, aku sudah ternoda cinta olehnya, cinta apakah ini yang ku maksud?

Dia tampan parasnya memang seorang malaikat, hati selembut sutra, jantungnya bagaikan roda tak pernah berhenti berputar, darahnya manis, dagingnya sekuat batu, siapa dia? kenapa dia begitu indah?
Memang banyak orang yang tegila-gila olehnya, dengan mengenalnya dia membuatku mencari tau siapa ayahnya, siapa bundanya, siapa anak-anaknya dan siapa kakeknya sampai aku mulai tergila oleh keluarganya. Bila mencintainya adalah dosa, aku siap masuk neraka. Memang cinta membuatku gila tapi apa yang kupikirkan adalah itu benar bahwa mencintainya adalah wajar dan sewajarnya ketika diriku terpengaruh olehnya. Hati itu memang tidak lagi bisa di paksakan dan hasrat cintalah yang membuat diriku teroleh olehnya, aku pun berharap cinta ini menjadi abadi walau nyawa sudah sangat jauh tapi hati tetap selalu dekat sedekat nadi. Siapa Ia?

Ia adalah seorang wali Tuhan, seorang penghulu pemuda surga, kekasih Tuhan, seorang yang matinya tanpa kepala, seorang yang hidupnya adalah pengorbanan, seorang yang hidupnya selalu ridho pada Tuhannya, dan seorang pencinta kakeknya. Ia adalah Al-Husein. Tempat kematiannya adalah harapan hidupku, bertemunya adalah harapanku pula dan mengenangnya adalah hobiku. Aku tau ini wajar bila mencintainya namun sifat gila lah yang membuatku tak mengkondisikan, entahlah malam menjadi hari yang kutunggu dan siang adalah kebosananku dalam hidup. Aku tak pernah tau mengapa ada cinta seperti ini, tapi mengapa aku bisa terus bertahan mencintainya?

Tuan memang memberiku sebuah madu yang amat manis, tanpa gula sedikitpun sampai kopiku tak pernah terasa pahit karena madu aku merasakannya sangat dalam dan kopi aku tak begitu merasakannya.


Komentar