Seperti biasa aku berjalan dengan rasa lesuh tak bersemangat, hidup seperti ini memang terasa membosankan tiap hari gerak gerik yang sama tanpa berbeda sedikitpun. Kadang pikiranku mulai melayang malas berkomunikasi dengan orang sekitarku, namun dia?
Dia tak asing lagi untukku yang selalu ingin ku lontarkan cerita pahitku yang ingin terasa manis. Malam itu aku bosan menikmat ruang sepi, butuh suara yang mengajak diri dalam keramaian. Dia datang membujukku untuk bercerita dengan memakan waktu kosong dalam keheningan. Saat itu aku mulai berpikir tegang dalam rasa karena berpikir waktu sudah gelap, dan tak lupa mengamati sekitar yang jiwanya telah melayang. Tapi dengan begitu ceritanya kapan aku bisa mengusir sepiku di ruang kosng ini?
Akhirnya telah aku putuskan untuk menjawab teleponnya melalui via whatsapps, kami bercerita tentang beban yang telah lama kita pendam lamanya, kadang cerita itu unik bahkan leluconpun sudah jadi hal seru. Kuamati bintang sambil tersenyum membayang indahnya malam walau suasana hening di sekitar tapi terasa ramai di rasa.
Telepon itu memakan waktu yang cukup lama, tapi tetap saja kita masih ingin melepas beban hening di sekitar, namun bukankah waktu akan terus berlanjut? Ah sudahlah lebih baik kita tutup saja, semoga besok masih bisa dilanjutkan.
Entah sejak itu aku tahu apa yang terjadi, tapi apa yang telah kulaluin itu aku merasa bersyukur dengan malam yang tegang. Dan kini kita masih sering mengucap kata tanpa perdebatan tapi bukankah itu terlalu dekat? Ah sudahlah, karena kau adalah alasan aku untuk menghilangkan rasa sepi disebuah ruang.
Dia tak asing lagi untukku yang selalu ingin ku lontarkan cerita pahitku yang ingin terasa manis. Malam itu aku bosan menikmat ruang sepi, butuh suara yang mengajak diri dalam keramaian. Dia datang membujukku untuk bercerita dengan memakan waktu kosong dalam keheningan. Saat itu aku mulai berpikir tegang dalam rasa karena berpikir waktu sudah gelap, dan tak lupa mengamati sekitar yang jiwanya telah melayang. Tapi dengan begitu ceritanya kapan aku bisa mengusir sepiku di ruang kosng ini?
Akhirnya telah aku putuskan untuk menjawab teleponnya melalui via whatsapps, kami bercerita tentang beban yang telah lama kita pendam lamanya, kadang cerita itu unik bahkan leluconpun sudah jadi hal seru. Kuamati bintang sambil tersenyum membayang indahnya malam walau suasana hening di sekitar tapi terasa ramai di rasa.
Telepon itu memakan waktu yang cukup lama, tapi tetap saja kita masih ingin melepas beban hening di sekitar, namun bukankah waktu akan terus berlanjut? Ah sudahlah lebih baik kita tutup saja, semoga besok masih bisa dilanjutkan.
Entah sejak itu aku tahu apa yang terjadi, tapi apa yang telah kulaluin itu aku merasa bersyukur dengan malam yang tegang. Dan kini kita masih sering mengucap kata tanpa perdebatan tapi bukankah itu terlalu dekat? Ah sudahlah, karena kau adalah alasan aku untuk menghilangkan rasa sepi disebuah ruang.
Komentar
Posting Komentar