Langsung ke konten utama

Postingan

BUTUH RUANG

DALAM HIRUK PIKUK PALSU YANG MENJELMA WAKTU SEPI DIBIAR RUANG MENJADI SEMPIT PADA HARAPAN PALSU YANG TAK BERARTI DALAM DIAM DIBIAR HATI MATI MENGABAI HASRAT KEINGINAN PALSU HIDUP NYATA MENJADI SANKSI BISU KAPAN INI MULAI TERHENTI DALAM PIKIRAN YANG TAK BERHENTI-HENTI
Postingan terbaru

Malam buta

I need

Pagi cerah disinar mentari Membawa angin mengelusup masuk rumah Dalam diam tak bersuara Terbelegunya waktu kosong Ditemani suasana hampa Pada waktu cepat mati Dalam diam ini Dipaksa hirup ruang tanpa langkah Bersama kekosongan hati Menatap keinginan dengan senyum  karena terjepitnya waktu kosong  Dengan senyuman masam yang sudah berlaku Aku cemburu kepada sang penari ceria Dengan gerak gerik melangkah semangat Ditemani warna-warni harinya tanpa hitam putih Aku hanya ingin lepas rindu penat  Pada tawa yang tak asing Di saat hari kosong yang penuh harapan

A Story

Diterik mentari usang Seribu langkah bersuara Para mulut-mulut bisu berbicara Pada senja setelah petang Dengan gerak-gerik mempercepat langkah Didapati buku Tuhan di tangannya Mengucap, mengadu, membasuh, mengharap Ada di benak mereka dalam satu malam Suara dering menyatakan untuk berlahap Bersiap mengosongkan waktu malas Seribu novel telah mereka publikan Tak satu pun hati dibiar bisu Kadang ketenangan terganggu oleh sepinya waktu Sembari kembali terisi hari dengan senyum Walau terpisah jiwa langkah mereka menangis Disitu mereka takkan pernah sedih lagi Pernah rumput bergoyang temani hari bermain Dan hilang rasa permainan itu dalam waktu singkat Sekumpulan emoji dalam 1 judul cerita Mereka dapatkan sadaran indahnya nikmat waktu

rembulan malam

Kau tau apa yang indah di malam hari? Yang menyinari hari saat indahnya bulan tiba Bersama kawanan angin yang dingin Menghirup daun-daun mekar yang kemari Ditemani syahdu merengkuh sepinya waktu Sambil menikmati rembulan dimalam tenang Dengan bintang yang tertutupi awan hitam Yang menjelma sepi dalam angsara Disuasana hening yang tak berakting Merengkuh kelam tamaram dalam angan Dalam bisu yang menjelma kebingungan Bersempuh diri mengadu hati Dengan harapan hujan turun temurun Meringkuk peluk hangatnya lutut Tanpa sajian hangat tuk temani sepi Merintih perih cambukan hati Manatap  pesona waktu yang diberi Mengharap kekasih datang mengusap hujan Dengan bayangan mimpi yang tak sampai tujuan Sudahlah... Mentari yang butuh hujan akan tiba saatnya Dan hujan yang menggelapkan suasana akan tiba pelanginya Bukankan pencipta andal membuat kejutan?

diam dalam gerak

Hujan sering kali datang disaat hati terasa hampa Keheningan sering kali ku rasakan di saat mabuk pikiran kadang malam merindu pagi dan pagi merindu malam Ingin saja kuceritakan kisahku pada mereka Karena beban sudah kutahan lamanya Namun bukankah lebih baik diam? Mungkin aku lelah dengan kebisingan tak biasa kadang akalku mengajak bebas hati Namun tak bisa kugerakkan Terus aku harus bagaimana? Menangislah menangislah dihadapan Tuanmu ini!! Ia Pemilik obat luka Ia Penghilang beban berat Ia adalah Ia Sang penikmat hati Aku sering mengendam luka Rasanya perih Hancur tak berasa Ingin kuteriakkan tangisan Melepaskan sepi di ruang Namun lega karena-Nya kadang merasa percuma-cuma ragu dalam bertindak tapi ternyata aku salah dan itu tidak benar hanya saja dalam rahasia Nya tak mungkin aku tahu

diamku

di terik mentari yg panas merasa hawa yg panas di waktu hujan turun gemurun bersama rintihan air turun suasana hening terasa gelap bagai keramaian yang hilang di sudut sunyi tanpa kilauan membayang malam sudah menggelap imajinasi kecil mulai bermain membisik hati untuk berencana rencana klasik yang ingin didambakan walau palsu namun terasa nyata